TUGAS PARASIT DAN
PENYAKIT IKAN
Gyrodactylus (Cacing Kulit)
OLEH :
MARJUKY
C1K 010 036
PROGRAM STUDI BUDIDAYA
PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012
A.
PENDAHULUAN
Penyakit
ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan pada ikan dapat disebabkan oleh
organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan
ikan. Ikan dikatakan sakit apabila terjadi gangguan/kelainan baik secara
anatomi maupun fisiologinya.
Timbulnya
serangan penyakit di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara
ikan kondisi lingkungan dan organisme penyakit.interaksi yang tidak serasi ini
telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang
dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Sumber
penyakit ikan yang sering menyerang ikan di dalam kolam terdiri dari beberapa
kelompok, yaitu hama, parasit dan non parasit. Penyakit ikan yang disebabkan
oleh organisme parasit umumnya menimbulkan kerugian cukup besar.
Petani
ikan sering terkecoh dalam mendeteksi serangan penyakit yang disebabkan oleh
organisme parasit, karena beberapa parasit dapat memperlihatkan gejala penyakit
yang sama sehingga petani sering salah menduga. Minimnya peralatan yang
dimiliki petani untuk mendeteksi dan mengidentifikasi organisme parasit yang
menyerang ikan merupakan factor lain mengapa serangan parasit sulit dicegah.
Hal
lain yang sering menyebabkan organisme parasit menimbulkan wabah penyakit
adalah terjadinya infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena gesekan
dengan benda keras atau berhasil meloloskan diri dari serangan hama, jika
terlambat mengobatinya, tubuh ikan yang luka akan mengalami infeksi sekunder
yang disebabkan oleh serangan organisme parasit. Infeksi sekunder yang
disebabkan oleh organisme parasit terbukti telah menimbulkan banyak kematian
pada ikan.
Serangan
organisme parasit terhadap ikan peliharaan dapat disebabkan karena organisme
parasit sudah ada di kolam tersebut atau secara tidak sengaja telah didatangkan
dari daerah lain. Dalam kondisi lingkungan kolam yang baik, organisme parasit
yang ada di kolam maupun ditubuh ikan tidak mampu menyebabkan timbulnya
penyakit.
Akan
tetapi jika kondisi lingkungan kolam menjadi buruk, daya tahan ikan cenderung
menurun dan perkembangan organisme penyakit seringkali menjadi lebih baik.
Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila pada kolam yang kurang terawat
sering terjadi wabah penyakit, sebab pada kolam semacam ini kondisi tubuh ikan
menjadi lemah sehingga tidak akan mampu menahan serangan organisme parasit.
Banyak
jenis parasit yang sering menyerang ikan, baik jenis ekstoparasit maupun jenis
endoparasit. Setiap jenis parasit menempati bagian tertentu pada tubuh ikan.
Sebagai mahasiswa perikanan diharapkan mengenal dan memahami macam-macam
parasit yang sering menyerang ikan serta mengetahui keterkaitan antara parasit
yang ada dengan perilaku pada ikan.
Salah satunya adalah Gyrodactylus,
Gyrodactylus juga termasuk kedalam golongan cacing-cacingan. Berukuran
sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata, tetapi hanya bisa
dilihat lewah mikroskop. Dalam tubuh ikan, hewan ini juga digolongkan sebagai
parasit. Artinya hewan yang mengambil makanan untuk hidupnya dari hewan lain.
Keadaan itu menimbulkan kerusakan.
Seperti hal cacing-cacing yang lain, Gyrodactylus juga
berbadan bulat dan panjang. Menurut SACHLAN, 1974, hewan ini berukuran 0,5 – 0,8 mm. Pada
ujung anterior terdapat dua cuping. Setaip cuping memiliki kepala dan memiliki
usus bercabang dua dimana ujungnya tidak bersatu (HOFFMAN, 1967). Hospes : ikan
mas(Cyprinus carpia), ikan air tawar (ikan lele= Clarias batrachus) dan ikan
air laut, dan bangsa udang dan katak. Cacing dewasa dapat melekat pada kulit
hospes karena dilengkapi ophisthaptor yang fungsinya untuk menghisap darah dan
memakan jaringan hospes.
Selanjutnya dia menyatakan bahwa posterior atau
ventral. Parasit ini tidak memiliki vitelaria atau bersatu dengan ovari. Siklus
Gyrodactylus sp. Dari larva hingga menjadi dewasa membutuhkan waktu kira-kira
60 jam. Itu terjadi pada suhu 25 – 27 O C.
Gyrodactilus sp digolongkan kedalam phylum Vermes,
subphylum Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea, family
Gyrodactylidae, subfamily Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. Hewan parasit
ini termasuk cacing tingkat rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp biasanya sering
menyerang ikan air tawar, payau dan laut pada bagian kulit luar dan insang.
Parasit ini bersifat vivipar dimana telur berkembang dan menetas di dalam
uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada
permukaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi organ-organ lokomosi hospes dan
respirasi.
Larva berkembang di dalam uterus parasit tersebut
dan dapat berisi kelompok – kelompok sel embrionik. Ophisthaptor individu
dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi memiliki sederet kait-kait kecil
berjumlah 16 buah disepanjang tepinya dan sepanjang kait besar di
tengah-tengah, terdapat dua tonjolan yang menyerupai kuping.
B.
GEJALA DAN
CIRI-CIRI PENYAKIT GYRODACTYLIUSIS
1. Gejala
/ Tanda – tanda terserang parasit Gyrodactylus :
Penularan parasit
ini melalui kontak langsung dengan ikan yang sakit dengan ikan yang sehat, atau
antara ikan dengan lingkungannya. Apabila terserang parasit ini, biasanya
menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
a)
Bintik-bintik merah pada beberapa
bagian tubuh
b)
Kulit berwarna putih keabu-abuan
c)
Produksi lendir (muskus) tidak
normal, biasanya berlebih dengan lendir yang kental sehingga kulit ikan
terlihat kusam
d)
Sisik dan/atau kulit terkelupas, biasanya akan
diikuti luka
e)
Proses osmoregulasi dan respirasi
terganggu
f)
Ikan sering menggosok-gosokkan
badan pada jaring atau diding dan dasar kolam
g)
Sel darah putih meningkat
(dilihat melalui pengamatan sel darah)
h)
Nafsu makan rendah dan gerakan lamban sehingga
pertumbuhan ikan menjadi terganggu
2. Ciri-ciri parasit Gyrodactylus
o Bentuk tubuhnya bulat dan panjang
o Pada ujung
anterior terdapat dua cuping.
o hewan ini
berukuran 0,5 – 0,8 mm
o Cacing
dewasa dapat melekat pada kulit hospes karena dilengkapi ophisthaptor yang
fungsinya untuk menghisap darah dan memakan jaringan hospes.
o tidak
memiliki vitelaria atau bersatu dengan ovary
o memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 buah disepanjang tepinya dan
sepanjang kait besar di tengah-tengah, terdapat dua tonjolan yang menyerupai
kuping.
Contoh Gambar ikan yang terserang Gyrodactylus :
Ø
Kasifikasikan Gyrodactylus :
Filum : Vermes
Anak filum : Plathihelminthes
Kelas : Trematoda
Bangsa : Monogenea
Anak bangsa : Monopisthocotylae
Suku : Gyrodactylidae
Marga : Gyrodactylus
Species : Gyrodactylus (G) elegans, G medius, G gracilis, G salaris
Anak filum : Plathihelminthes
Kelas : Trematoda
Bangsa : Monogenea
Anak bangsa : Monopisthocotylae
Suku : Gyrodactylidae
Marga : Gyrodactylus
Species : Gyrodactylus (G) elegans, G medius, G gracilis, G salaris
C. INANG GYRODACTYLUS
Parasit jenis ini dapat menyebabkan
penyakit Gyrodactyliasis. Daerah yang diserang oleh parasit ini meliputi kulit
dan sirip ikan. Bentuk tubuhnya kecil,, bulat memanjang atau oval dan
pipih dengan salah satu ujung yang lebih besar (posterior) yang merupakan
tempat menempel pada inang. Bagain posterior terdapat ophisthaptor yang
memiliki 16 kait (hook) tepi yang mengelilingi ophisthaptor dan sepasang kait
tengah (anchor) dan tidak memiliki bintik mata. Bagain anterior berbentuk
seperti 2 tonjolan atau cuping. Dalam siklus hidupnya, Gyrodactylus tidak
memerlukan inang perantara, artinya setelah keluar dari embryo induk, larva
akan langsung mencari inang baru.
Jadi Gyrodactylus bisa juga tidak memerlukan inag perantara tetapi sering terlihat atau menempel pada insang
ikan seperti ikan koi, ikan karper dan lai-lain.
D. CARA PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN
Untuk mengetahui penyebab penyakit suatu ikan,
perlu diadakan diagnosa agar langkah yang diambil dapat sesuai dengan penyebab
penyakitnya. Untuk penyakit akibat parasit Gyrodactylus, yang biasanya
dilakukan adalah dengan mengambil bagian yang sakit, baik insang maupun kulit.
Bagain tersebut diletakkan pada gelas objek, untuk bagian yang agak tebal dapat
dicacah terlebih dahulu agar mudah diamati. Pemeriksaan dilakukan dengan
mikroskop cahaya, perlu perhatian lebih karena warna yang cenderung bening.
Jika
serangan terlah terjadi, ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk
mengobati serangan parasit Gyrodactylus. Umumnya dilakukan dengan cara direndam
(karena termasuk ektoparasit). Bahan yang digunakan untuk perendaman ada
beberapa macam, yang biasa digunakan antara lain :
1. Methylene Blue
Pemberian dilakukan dengan perendaman dengan dosis 3 ppm selama 24 jam atau
lebih, jika larutan yang tadinya berwarna biru berubah menjadi biru terang,
maka larutan perlu diganti dengan yang baru
2. Larutan ammonium
Perendaman dilakukan dengan larutan ammonium 1:2000 selama 5-15
menit.umunya dalam jangka waktu tadi kedua monogenia di atas sudah dapat
diberantas. Untuk mendapatkan larutan ammonium 1:2000, dilakukan dengan membuat
larutan dengan perbandingan ammonium dengan air 1:9. Kemudian dari campuran
tadi, diambil sekitar 5% untuk dicampurkan dengan 1 liter air sehingga didapat
larutan ammonium 1:2000
3. Formalin atau MGO
Menggunakan dosis 15-50 ppm atau dengan MGO 0,1ppm selama 24 jam.
Perendaman dilakukan 3x selama seminggu untuk memastikan ikan terbebas dari
parasit
4. Garam dapur
Garam merupakan yang paling mudah didapat dan cukup efektif. Perendaman
dilakukan dengan dosis 100-500 ppm dan dapat dilakukan dalam jangka panjang,
atau 1-2% selama 30menit. Perendaman dapat dilakukan dengan melarutkannya dalam
air terlebih dahulu atau langsung ditebar di kolam
Pengobatan lain yang dapat dilakukan antara lain ; perendaman dalam PK 4-5 mg
perliter; perendaman dengan larutan bromex (dimetil
1.2-dibromo-2.2-dichloro-etilphospat) 0.1-1.2 ppm; dan perendaman dalam larutan
neguvon 2-3.5% selama 15 detik atau 1% selama 2-3 menit. Selain dengan
perendaman, perlakuan fisik juga bisa dilakukan untuk pengobatan, namun utama
sebagai tindak pencegahan. Suhu air yang lebih dari 300C dapat
membunuh parasit di atas, namun perlu pengawasan karena kenaikan suhu dapat
meningkatkan resiko ikan stress.
Kembali
ke awal, pencegahan lebih baik dan mudah daripada pengobatan. Untuk mencegah
serangan panyakit di kolam budidaya, perlu dilakukan tindakan persiapan kolam
yang matang, mulai dari pengeringan, pembalikan dasar kolam dan pengapuran
untuk memutus siklus hidup parasit. Pada kolam permanen dapat dilakukan
disenfektan dengan Methylene Blue dengan dosis 1gram/m3. Kualitas
harus selalu dikontrol agar dapat mendukung kehidupan ikan budidaya. Padat
tebar dan pakan diperhitungkan dalam budidaya, padat tebar yang lebih tinggi
menuntut penyediaan nutrisi yang mencukupi agar ikan dapat tumbuh dengan
optimal, namun padat tebar yang tinggi juga meningkatkan resiko ikan stress
jika kualitas air tidak dikontrol dengan teratur.
DAFTAR PUSTAKA
Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Eddy Afrianto
dan Evi Liviawaty. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 1992
Parasit dan Penyakit Ikan. Netti Aryani, dkk. UnRi Press, Pekan Baru, 2004
Bahan Ajar matakuliah Parasit Dan Penyakit Ikan,
Jurusan Perikanan, Universitas Gadjah Mada Oleh Dr. Triyanto. 2007
Amyloodinium ocellatum. http n:// www.sci.sdsu.edu/salton/Gyrodactylusolsoni.html
Parasites that affect Koi Carp.http://www.koicarp.org.uk/koi_water_garden_ozoneuses.htm
Tidak ada komentar:
Posting Komentar