Selasa, 09 Oktober 2012

TUGAS PARASIT DAN PENYAKIT IKAN



TUGAS PARASIT DAN PENYAKIT IKAN
Gyrodactylus (Cacing Kulit)



OLEH :
MARJUKY
C1K 010 036


PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2012

A.    PENDAHULUAN
Penyakit ikan adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan gangguan pada ikan, baik secara langsung maupun tidak langsung. Gangguan pada ikan dapat disebabkan oleh organisme lain, pakan maupun kondisi lingkungan yang kurang menunjang kehidupan ikan. Ikan dikatakan sakit apabila terjadi gangguan/kelainan baik secara anatomi maupun fisiologinya.
Timbulnya serangan penyakit di kolam merupakan hasil interaksi yang tidak serasi antara ikan kondisi lingkungan dan organisme penyakit.interaksi yang tidak serasi ini telah menyebabkan stress pada ikan, sehingga mekanisme pertahanan diri yang dimilikinya menjadi lemah dan akhirnya mudah diserang oleh penyakit.
Sumber penyakit ikan yang sering menyerang ikan di dalam kolam terdiri dari beberapa kelompok, yaitu hama, parasit dan non parasit. Penyakit ikan yang disebabkan oleh organisme parasit umumnya menimbulkan kerugian cukup besar.
Petani ikan sering terkecoh dalam mendeteksi serangan penyakit yang disebabkan oleh organisme parasit, karena beberapa parasit dapat memperlihatkan gejala penyakit yang sama sehingga petani sering salah menduga. Minimnya peralatan yang dimiliki petani untuk mendeteksi dan mengidentifikasi organisme parasit yang menyerang ikan merupakan factor lain mengapa serangan parasit sulit dicegah.
Hal lain yang sering menyebabkan organisme parasit menimbulkan wabah penyakit adalah terjadinya infeksi sekunder. Tubuh ikan dapat terluka karena gesekan dengan benda keras atau berhasil meloloskan diri dari serangan hama, jika terlambat mengobatinya, tubuh ikan yang luka akan mengalami infeksi sekunder yang disebabkan oleh serangan organisme parasit. Infeksi sekunder yang disebabkan oleh organisme parasit terbukti telah menimbulkan banyak kematian pada ikan.
Serangan organisme parasit terhadap ikan peliharaan dapat disebabkan karena organisme parasit sudah ada di kolam tersebut atau secara tidak sengaja telah didatangkan dari daerah lain. Dalam kondisi lingkungan kolam yang baik, organisme parasit yang ada di kolam maupun ditubuh ikan tidak mampu menyebabkan timbulnya penyakit.
Akan tetapi jika kondisi lingkungan kolam menjadi buruk, daya tahan ikan cenderung menurun dan perkembangan organisme penyakit seringkali menjadi lebih baik. Dengan demikian tidaklah mengherankan apabila pada kolam yang kurang terawat sering terjadi wabah penyakit, sebab pada kolam semacam ini kondisi tubuh ikan menjadi lemah sehingga tidak akan mampu menahan serangan organisme parasit.
Banyak jenis parasit yang sering menyerang ikan, baik jenis ekstoparasit maupun jenis endoparasit. Setiap jenis parasit menempati bagian tertentu pada tubuh ikan. Sebagai mahasiswa perikanan diharapkan mengenal dan memahami macam-macam parasit yang sering menyerang ikan serta mengetahui keterkaitan antara parasit yang ada dengan perilaku pada ikan.
Salah satunya adalah Gyrodactylus, Gyrodactylus juga termasuk kedalam golongan cacing-cacingan. Berukuran sangat kecil dan tidak bisa dilihat dengan kasat mata, tetapi hanya bisa dilihat lewah mikroskop. Dalam tubuh ikan, hewan ini juga digolongkan sebagai parasit. Artinya hewan yang mengambil makanan untuk hidupnya dari hewan lain. Keadaan itu menimbulkan kerusakan.
Seperti hal cacing-cacing yang lain, Gyrodactylus juga berbadan bulat dan panjang. Menurut SACHLAN, 1974, hewan ini berukuran 0,5 – 0,8 mm. Pada ujung anterior terdapat dua cuping. Setaip cuping memiliki kepala dan memiliki usus bercabang dua dimana ujungnya tidak bersatu (HOFFMAN, 1967). Hospes : ikan mas(Cyprinus carpia), ikan air tawar (ikan lele= Clarias batrachus) dan ikan air laut, dan bangsa udang dan katak. Cacing dewasa dapat melekat pada kulit hospes karena dilengkapi ophisthaptor yang fungsinya untuk menghisap darah dan memakan jaringan hospes.

Selanjutnya dia menyatakan bahwa posterior atau ventral. Parasit ini tidak memiliki vitelaria atau bersatu dengan ovari. Siklus Gyrodactylus sp. Dari larva hingga menjadi dewasa membutuhkan waktu kira-kira 60 jam. Itu terjadi pada suhu 25 – 27 O C.
Gyrodactilus sp digolongkan kedalam phylum Vermes, subphylum Platyhelmintes, kelas Trematoda, ordo Monogenea, family Gyrodactylidae, subfamily Gyrodactylinae dan genus Gyrodactilus. Hewan parasit ini termasuk cacing tingkat rendah (Trematoda). Gyrodactilus sp biasanya sering menyerang ikan air tawar, payau dan laut pada bagian kulit luar dan insang. Parasit ini bersifat vivipar dimana telur berkembang dan menetas di dalam uterusnya. Memiliki panjang tubuh berkisar antara 0,5 – 0,8 mm, hidup pada permukaan tubuh ikan dan biasa menginfeksi organ-organ lokomosi hospes dan respirasi.
Larva berkembang di dalam uterus parasit tersebut dan dapat berisi kelompok – kelompok sel embrionik. Ophisthaptor individu dewasa tidak mengandung batil isap, tetapi memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 buah disepanjang tepinya dan sepanjang kait besar di tengah-tengah, terdapat dua tonjolan yang menyerupai kuping.

B.  GEJALA DAN CIRI-CIRI PENYAKIT GYRODACTYLIUSIS
1.    Gejala / Tanda – tanda terserang parasit Gyrodactylus  :
Penularan parasit ini melalui kontak langsung dengan ikan yang sakit dengan ikan yang sehat, atau antara ikan dengan lingkungannya. Apabila terserang parasit ini, biasanya menunjukkan ciri-ciri sebagai berikut :
a)      Bintik-bintik merah pada beberapa bagian tubuh
b)      Kulit berwarna putih keabu-abuan
c)      Produksi lendir (muskus) tidak normal, biasanya berlebih dengan lendir yang kental sehingga kulit ikan terlihat kusam
d)      Sisik dan/atau kulit terkelupas, biasanya akan diikuti luka
e)      Proses osmoregulasi dan respirasi terganggu
f)       Ikan sering menggosok-gosokkan badan pada jaring atau diding dan dasar kolam
g)      Sel darah putih meningkat (dilihat melalui pengamatan sel darah)
h)       Nafsu makan rendah dan gerakan lamban sehingga pertumbuhan ikan menjadi terganggu

2.    Ciri-ciri parasit Gyrodactylus
o  Bentuk tubuhnya bulat dan panjang
o  Pada ujung anterior terdapat dua cuping.
o  hewan ini berukuran 0,5 – 0,8 mm
o  Cacing dewasa dapat melekat pada kulit hospes karena dilengkapi ophisthaptor yang fungsinya untuk menghisap darah dan memakan jaringan hospes.
o  tidak memiliki vitelaria atau bersatu dengan ovary
o  memiliki sederet kait-kait kecil berjumlah 16 buah disepanjang tepinya dan sepanjang kait besar di tengah-tengah, terdapat dua tonjolan yang menyerupai kuping.

Contoh Gambar ikan yang terserang Gyrodactylus :

  



Ø  Kasifikasikan Gyrodactylus :
Filum               : Vermes
Anak filum
     : Plathihelminthes
Kelas
               : Trematoda
Bangsa
           : Monogenea
Anak bangsa 
: Monopisthocotylae
Suku
               : Gyrodactylidae
Marga
             : Gyrodactylus
Species
           : Gyrodactylus (G) elegans, G medius, G gracilis, G salaris

C.  INANG GYRODACTYLUS
Parasit jenis ini dapat menyebabkan penyakit Gyrodactyliasis. Daerah yang diserang oleh parasit ini meliputi kulit dan sirip ikan. Bentuk  tubuhnya kecil,, bulat memanjang atau oval dan pipih dengan salah satu ujung yang lebih besar (posterior) yang merupakan tempat menempel pada inang. Bagain posterior terdapat ophisthaptor yang memiliki 16 kait (hook) tepi yang mengelilingi ophisthaptor dan sepasang kait tengah (anchor) dan tidak memiliki bintik mata. Bagain anterior berbentuk seperti 2 tonjolan atau cuping. Dalam siklus hidupnya, Gyrodactylus tidak memerlukan inang perantara, artinya setelah keluar dari embryo induk, larva akan langsung mencari inang baru.
Jadi Gyrodactylus bisa juga tidak memerlukan inag perantara tetapi  sering terlihat atau menempel pada insang ikan seperti ikan koi, ikan karper dan lai-lain.

D.  CARA PENGOBATAN DAN PENGENDALIAN
Untuk mengetahui penyebab penyakit suatu ikan, perlu diadakan diagnosa agar langkah yang diambil dapat sesuai dengan penyebab penyakitnya. Untuk penyakit akibat parasit Gyrodactylus, yang biasanya dilakukan adalah dengan mengambil bagian yang sakit, baik insang maupun kulit. Bagain tersebut diletakkan pada gelas objek, untuk bagian yang agak tebal dapat dicacah terlebih dahulu agar mudah diamati. Pemeriksaan dilakukan dengan mikroskop cahaya, perlu perhatian lebih karena warna yang cenderung bening.
            Jika serangan terlah terjadi, ada beberapa pengobatan yang dapat dilakukan untuk mengobati serangan parasit Gyrodactylus. Umumnya dilakukan dengan cara direndam (karena termasuk ektoparasit). Bahan yang digunakan untuk perendaman ada beberapa macam, yang biasa digunakan antara lain :

1.      Methylene Blue
Pemberian dilakukan dengan perendaman dengan dosis 3 ppm selama 24 jam atau lebih, jika larutan yang tadinya berwarna biru berubah menjadi biru terang, maka larutan perlu diganti dengan yang baru

2.      Larutan ammonium
Perendaman dilakukan dengan larutan ammonium 1:2000 selama 5-15 menit.umunya dalam jangka waktu tadi kedua monogenia di atas sudah dapat diberantas. Untuk mendapatkan larutan ammonium 1:2000, dilakukan dengan membuat larutan dengan perbandingan ammonium dengan air 1:9. Kemudian dari campuran tadi, diambil sekitar 5% untuk dicampurkan dengan 1 liter air sehingga didapat larutan ammonium 1:2000

3.      Formalin atau MGO
Menggunakan dosis 15-50 ppm atau dengan MGO 0,1ppm selama 24 jam. Perendaman dilakukan 3x selama seminggu untuk memastikan ikan terbebas dari parasit

4.      Garam dapur
Garam merupakan yang paling mudah didapat dan cukup efektif. Perendaman dilakukan dengan dosis 100-500 ppm dan dapat dilakukan dalam jangka panjang, atau 1-2% selama 30menit. Perendaman dapat dilakukan dengan melarutkannya dalam air terlebih dahulu atau langsung ditebar di kolam
            Pengobatan lain yang dapat dilakukan antara lain ; perendaman dalam PK 4-5 mg perliter; perendaman dengan larutan bromex (dimetil 1.2-dibromo-2.2-dichloro-etilphospat) 0.1-1.2 ppm; dan perendaman dalam larutan neguvon 2-3.5% selama 15 detik atau 1% selama 2-3 menit. Selain dengan perendaman, perlakuan fisik juga bisa dilakukan untuk pengobatan, namun utama sebagai tindak pencegahan. Suhu air yang lebih dari 300C dapat membunuh parasit di atas, namun perlu pengawasan karena kenaikan suhu dapat meningkatkan resiko ikan stress.
            Kembali ke awal, pencegahan lebih baik dan mudah daripada pengobatan. Untuk mencegah serangan panyakit di kolam budidaya, perlu dilakukan tindakan persiapan kolam yang matang, mulai dari pengeringan, pembalikan dasar kolam dan pengapuran untuk memutus siklus hidup parasit. Pada kolam permanen dapat dilakukan disenfektan dengan Methylene Blue dengan dosis 1gram/m3. Kualitas harus selalu dikontrol agar dapat mendukung kehidupan ikan budidaya. Padat tebar dan pakan diperhitungkan dalam budidaya, padat tebar yang lebih tinggi menuntut penyediaan nutrisi yang mencukupi agar ikan dapat tumbuh dengan optimal, namun padat tebar yang tinggi juga meningkatkan resiko ikan stress jika kualitas air tidak dikontrol dengan teratur.










DAFTAR PUSTAKA


Pengendalian Hama dan Penyakit Ikan. Eddy Afrianto dan Evi Liviawaty. Penerbit Kanisius. Yogyakarta. 1992
Parasit dan Penyakit Ikan. Netti Aryani, dkk. UnRi Press, Pekan Baru, 2004
Bahan Ajar matakuliah Parasit Dan Penyakit Ikan, Jurusan Perikanan, Universitas Gadjah Mada Oleh Dr. Triyanto. 2007
Amyloodinium ocellatum. http n:// www.sci.sdsu.edu/salton/Gyrodactylusolsoni.html





Tidak ada komentar:

Posting Komentar