Senin, 08 Oktober 2012

Laporan Praktikum Oceanografi




LAPORAN PRAKTIKUM
OCEANOGRAFI







Oleh :
MARJUKY
C1K010036








PROGRAM STUDY BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2011


                                                  


                                                
                        




KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan Taufik dan Hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Oceanografi ini, sebagai salah satu syarat mengikuti respon akhir praktikum Oceanografi.
Tujuan diadakannya praktikum ini yaitu untuk mengetahui kondisi parameter fisika dan parameter kimia, serta hubungan antara parameter. Terselesainya laporan ini tidak lepas dari bantuan dan dukungan dari Ibu Ayu Adhita Damayanti selaku dosen pembimbing dan Asisten Praktikum serta teman–teman semua, untuk itu penulis khaturkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan laporan ini.
Penulis sangat menyadari bahwa pembuatan laporan ini masih jauh dari kesempurnaan dan ketelitian. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan demi kesempurnaan dan kelancaran pembuatan laporan Oceanografi ini.

                                                                                    Mataram,    Desember  2011
                                                                                    Penulis,



                                                                                    Marjuky
                                                                                    C1K010036






DAFTAR ISI
                                                                                                                           Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................       i
HALAMAN PENGESAHAN .........................................................................       ii
KATA PENGANTAR .....................................................................................       iii
DAFTAR ISI.....................................................................................................       iv
DAFTAR TABEL............................................................................................        v
RINGKASAN …..............................................................................................       vi
BAB I. PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang................................................................................................ 1
1.2.      Tujuan Praktikum............................................................................................ 1
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 2
BAB III. CARA PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum.......................................................................... 4
3.2. Alat dan Bahan Praktikum, Fungsinya............................................................. 4
3.3. Cara Kerja......................................................................................................... 5
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan............................................................................................. 7
4.2. Analisis Data..................................................................................................... 10
4.3. Pembahasan...................................................................................................... 11
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan....................................................................................................... 14
5.2. Saran................................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................. 15
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL
TABEL                                                                                                              Halaman
3.1. Alat Praktikum ..........…..……...................................................................       4
3.2. Bahan Praktikum ...................................................................................       4
4.1. Data Pengukuran Pasang Surut...................................................................      7
4.2. Tabel Parameter Fisika dan Kimia........................... ……..........................       9
4.3. Data Plankton..............................................................................................      9




















RINGKASAN
Praktikum oceanografi ini dilatar belakangi karena bumi ini sebagian besar terdiri dari perairan. Serta kondisi-kondisi yang terjadi di suatu perairan. Kondisi tersebut meliputi parameter fisika dan parameter kimia. Tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui kualitas air laut baik secara oceanografi fisika maupun oceanografi kimianya, serta mengetahui hubungan antar parameter-parameter tersebut. Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu, 10-11 Desember 2011 dari pukul 16.00-15.00 WITA di perairan sekitar Sekotong desa Ela-Ela Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat. Alat yang digunakan yaitu tidal staff, termometer, seccy disc, refraktometer, plankton net, pH paper serta kotak pH. Dari hasil pengamatan diperoleh bahwa pasang tertinggi terjadi pada pukul 23.00 WITA dan 12.00 WITA dengan masing-masing ketinggian mencapai 211 cm dan 145 cm, sedangkan surut terendah pada pukul 06.00 WITA dengan ketinggiannya 48 cm. Hal ini dapat digolongkan pasang surut ini pada tipe pasang surut berganda, ini dikarenakan dalam waktu terjadi dua kali pasang dan satu kali surut. Suhunya yang stabil berkisar antara 29-30°C, pH air laut yang optimal karena dari setiap stasiun berkisar antara 7-8, serta salinitasnya yang tidak terdapat perbedaan yang signifikan disetiap titik stasiun yaitu berkisar antara 36-37 ppt. Selain parameter fisika dan kimia, juga diamati parameter biologinya yaitu sampling plankton. Banyak plankton yang tersebar di perairan tersebut, diantaranya yang paling dominan yaitu Anabaena sp. dan Spirulina sp. Ini dapat disimpulkan bahwa perairan tersebut cocok untuk dilakukan budidaya. Karena faktor-faktor kondisi fisika dan kimianya sudah mencapai tingkat kestabilan untuk budidaya, serta pertumbuhan plankton yang baik.

Kata Kunci : parameter fisika, parameter kimia, parameter biologi



BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Oceanografi dapat didefinisikan secara sederhana sebagai ilmu yang mempelajari lautan serta gejala yang terjadi didalamnya. Laut merupakan sumber kehidupan. Laut seperti halnya daratan dihuni oleh biota yakni tumbuh-tumbuhan, hewan dan mikroorganisme hidup. Oceanografi merupakan disiplin ilmu, karena pada dasarnya merupakan gabungan sebagai ilmu dasar seperti fisika, kimia, biologi. Kondisi oceanigrafi meliputi suhu, arus, gelombang, pasang surut, yang digambarkan oleh fenomena alam, sedangkan oceanografi kimia meliputi salinitas, pH, dan oksigen terlarut.
Dengan adanya kondisi tersebut menyebabkan kekhasan masing-masing wilayah diperairan laut. Oleh sebab itu perlu diadakannya pengamatan mengenai kondisi perairan tersebut sehingga dapat diketahui lautnya apakah stabil atau tidak.

1.2. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dilaksanakannya praktikum antara lain :
1.        Untuk mengetahui parameter fisika dan parameter kimia suatu perairan.
2.        Untuk mengetahui hubungan antar parameter-parameter tersebut.
3.        Untuk mengetahui apakah suatu perairan tersebut cocok untuk budidaya.







BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
Secara ekologis gelombang paling penting dimintakat pasang surut. Dibagian yang agak dalam pengaruhnya mengurang sampai ke dasar, dan di perairan oseanik ia mempengaruhi pertukaran udara dan agak dalam. Gelombang ditimbulkan oleh angin, pasang surut, dan kadang-kadang oleh gempa bumi dan gunung meletus. Gelombang mempunyai sifat penghancur. Biota yang hidup dimintakat pasang surut harus mempunyai daya tahan terhadap pukulan gelombang. Gelombang dengan mudah menjebol alga-alga dari substratnya. Ia diduga juga mengubah bentuk karang-karang pembentuk terumbu (Anonim, 2011).
Air  laut selalu dalam kedaan bergerak. Gerakan gerakan air laut disebabkan oleh beberapa faktor, seperti angin yang menghembus di atas permukaan laut. Pengadukan yang terjadi karena perbedaan suhu dari dua lapisan, tingginya permukaan laut, pasang surut, dan lain-lain. Gerakan air laut ini dikenal sebagi arus, gelombang, dan sebagainya (Romimohtarto, 2007).
Perairan laut sangat beragam sebaran geografis, kedalaman serta sifat fisika- kimianya. Perairan laut di tandai oleh tingkat salinitas >32% serta kedalaman hingga 11.000 m. Arus, pasang surut, suhu serta dasar laut yang tidak serta menyebabkan gerakan air laut terutama di permukaan secera umum perairan laut di bagi sebagai zone fotik (lapisan air yang mendapat sinar matahari) dan zone afotik (lapisan air dengan sinar matahari tidak dapat menembus) (Irianto, 2005).
Suhu adalah salah satu fisik yang dapat mempengaruhi nafsu makan dan pertumbuhan ikan. Suhu air yang optimal untuk ikan daerah tropis biasanya berkisar antara 25-30°C (Herawati, 1989).
Nilai pH yang terlalu tinggi menyebabkan konsentrasi CO2 rendah, sehingga proses fotosintesis terganggu, sedangkan nilai pH yang terlalu rendah maka dapat menyebabkan organisme mati lemas (Kholis, 2010).
Pasang yang menggelora memperoleh tenaga dari luar bumi. Tenaga gravitasi menarik air samudra hingga menggelembung kearah bulan, karena bulan mengedari bumi, gelembung air itu berusaha mengikutinya. Akibatnya air berguncang bolak-balik seperti dalam mangkuk. Pasang yang besar terjadi saat matahari dan bulan segaris (Bramwell, 1987).
Untuk mengukur asinnya air laut maka digunakan istilah salinitas. Salinitas adalah takaran bagi keasinan air laut. Satuannya promil. Singkatnya salinitas adalah berat garam dalam gram perkilogram air laut. Besar salinitas dapat diukur dengan Salinimeter dan Refraktometer (Arinardia, 2000).
Bumi dikelilingi oleh dua lautan yang sangat luas yaitu lautan udara dan lautan air. Keduanya berada dalam keadaan bergerak yang tetap, dibangkitkan oleh energi matahari dan gaya gravitasi bumi, gerakan-gerakan saling berhubungan antara angin dan arus (Pariwono, 1989).
Sebagian besar pakan alami adalah plankton baik phytoplankton maupun zooplankton, pakan ini hidup bebas diberbagai perairan, baik perairan tawar, payau  maupun perairan laut dan mampu berkembang biak dengan tepat.Pakan alami ini dapat diproduksi secara massal pada lingkungan yang terkendali dan memiliki daya penyesuaian diri(toleransi) yang tinggi terhadap perubahan ligkungan, pakan ikan juga memiliki bentuk dan ukuran yang sesuai dengan lebar bukaan mulut larva (ikan) isi selnya padat, tetapi dindingnya tipis serta tidak mengandung racun (Djariyah, 1995).



BAB III. CARA PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat Praktikum
 Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu-Minggu, 10-11 Desember 2011 pukul 16.00 WITA-selesai bertempat diperairan sekitar Sekotong desa Ela-Ela Kecamatan Sekotong Kabupaten Lombok Barat.

3.2. Alat dan Bahan Praktikum serta Fungsinya
3.2.1. Alat–alat praktikum
Tabel 3.1. Alat Praktikum
No.
Alat praktikum
Fungsi
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.

11.

12.
Tidal staff
Termometer
Secchy disc
Tali rafia yang diikat pada batu
Bola plastik
Stopwatch
Kertas pH
Refraktormeter
Planktonnet
Mikroskop

Pipet tetes

Kotak pH
Untuk mengukur pasang surut
Untuk mengukur suhu
Untuk mengukur kecerahan
Untuk mengukur kedalaman

Untuk mengukur kecepatan arus
Untuk menghitung waktu
Untuk mengukur pH
Untuk mengukur salinitas
Untuk menyaring botol
Untuk melihat benda-benda yang sulit dilihat dengan mata telanjang
Untuk mengambil dan meneteskan sampel air plankton
Untuk mencocokkan warna pada kertas pH

3.2.2. Bahan-bahan praktikum
Tabel 3.2. Bahan Praktikum
No.
Alat praktikum
Fungsi
1.
2.

3.
Lugol
Air laut

Sampel plankton
Untuk mengawetkan plankton
Sebagai sampel untuk pengamatan kualitas air
Untuk mengidentifikasi plankton

3.3. Cara Kerja
3.3.1. Pemasangan Pasang Surut
1.   Dipasang papan pasut pada daerah pasang surut yang masih terendam air pada saat surut terendah.
2.   Dicatat ketinggian air yang terlihat pada tidal staff setiap 1 jam selama 24 jam.
3.3.2. Pengukuran kecerahan
1.   Dimasukkan secchy disc kedalam air sampai tidak terlihat oleh pandangan mata, kemudian dicatat kedalamannya (a).
2.   Ditarik secchy disc sampai batas hitam putih terlihat, kemudian dicatat kedalamannya (b).a
3.   Dihitung kecerahannya, dengan menggunakan rumus :
3.3.3. Pengukuran suhu air
1.   Dicelupkan termometer ke dalam badan perairan.
2.   Ditunggu 2-5 menit sampai menunjukkan nilai yang stabil.
3.   Dibaca suhu yang tertera pada skala di dalam air.
3.3.4. Kecepatan arus
1.   Diikat dengan tali rafia pada tali plastik dan diberi pemberat, dihanyutkan mengikuti arus.
2.   dihitung kecepatan arus (panjang tali terpakai dibagi waktu tempuh) dan dicatat dalam satuan m/s.
3.3.5. Pengukuran kedalaman
1.   Dimasukkan pemberat ke badan air.
2.   Dihitung panjang tali yang tercelup di air sebagai indikator kedalamannya.
3.3.6. Pengukuran pH
1.   Dicelupkan pH paper pada perairan selama 5 menit.
2.   Dibiarkan beberapa saat.
3.   Dicocokkan warna pH paper dengan kotak skala warna pH.

3.3.7. Pengukuran salinitas
1.   Dibersihkan secara perlahan-lahan dengan tisu.
2.   Ditetesi sampel air laut pada membran refraktormeter.
3.   Diarahkan refraktormeter menuju sumber cahaya.
4.   Dicatat nilai salinitas.
3.3.8. Sampling plankton
1.   Diambil sampel air, dan disaring dengan planktonnet.
2.   Dipindahkan kedalam botol film.
3.   Ditambahkan pengawet sampel plankton yaitu lugol.
4.   Diamati dalam mikroskop.
5.   Diidentifikasi plankton yang telah diamati.


















BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Pengamatan
Tabel 4.1. Data Pengukuran Pasang Surut
Kelompok
Hari/ Tanggal
Waktu (WITA)
Ketinggian (cm)
I
Sabtu, 10 Desember 2011
16.00
17.00
18.00
140
150
160
II
Sabtu, 10 Desember 2011
19.00
20.00
21.00
180
190
205
III
Sabtu, 10 Desember 2011
22.00
23.00
24.00
210
211
190
IV
Minggu, 11 Desember 2011
01.00
02.00
03.00
150
130
80
V
Minggu, 11 Desember 2011
04.00
05.00
06.00
67
50
48
VI
Minggu, 11 Desember 2011
07.00
08.00
09.00
50
75
93
VII
Minggu, 11 Desember 2011
10.00
11.00
12.00
100
136
145
VIII
Minggu, 11 Desember 2011
13.00
14.00
15.00
142
130
138







Grafik 4.1. Pasang Surut
         Waktu Pengamatan (WITA)
 











Tabel 4.2. Parameter Fisika dan Kimia Perairan
No
Lokasi/
Stasiun
Kelompok
Fisika
Kimia
Kecerahan
Kecepatan
Arus
Suhu
Kedalaman
pH
Salinitas
1
I
I
7,6 meter
0,128
29
22,8 meter
7
35 ppt
2
II
II
7,5 meter
0,03
30
11 meter
8
36 ppt
3
III
III
7,8 meter
-
28
30 meter
8
35 ppt
4
IV
IV
4,5 meter
-
30
13,2 meter
8
35 ppt
5
V
V
6,9 meter
0,05
29
11,10 meter
8
36 ppt
6
VI
VI
7,5 meter
0,05
29
21,9 meter
8
37 ppt
7
VII
VII
6,3 meter
0,7
29
18 meter
8
36 ppt
8
VIII
VIII
6,9 meter
0,039
29
31,20 meter
7
37 ppt

Tabel 4.3. Data Plankton
No.
Kelompok
Nama spesies
Jumlah
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
I

II

III


IV



V

VI
VII



VIII
Anabaena sp.
Gyrosigma sp.
Anabaena sp.
Ceratium
Anabaena sp.
Chaetoceros sp.
Gyrosigma sp.
Naviculla sp.
Spirulina sp.
Holophaeraviridic
Dinophysis sp.
Anabaena sp.
Chaetoceros sp.
Anabaena sp.
Anabaena sp.
Gyrosigma sp.
Naviculla sp.
Biddulphia sp.
Anabaena sp.
Dinophysis sp.
Spirulina sp.
Triceratium sp.
Biddulphia sp.
Ceratium
4
3
1
2
5
1
2
3
9
1
1
22
1
11
7
1
1
4
12
1
31
1
1
5



4.2. Analisis Data
Perhitungan Plankton Air laut
a. Bidang Pandang I = 1
b. Bidang Pandang II = 4
c. Bidang Pandang III            = 0
d. Bidang Pandang IV = 4
e. Bidang Pandang V  = 3

                                    ∑N      =         
                                                =         
                                                =           = 2,4
                                    N         = n x   x  x
                                                = 2,4 x   x  x
                                                = 2,4 x 506,33 x 1000 x 0.04
                                                       = 48607,68












4.3. Pembahasan
Dalam pengamatan ini dilakukan pengukuran terhadap suhu, konduktivitas, kecerahan, kedalaman, pH, salinitas, dan kecepatan arus laut. Selain itu juga dilakukan pengamatan terhadap pasang surut air laut, yaitu mengenai ketinggian pasang surut air laut yang dihitung tiap jamnya.
Pasang surut air laut adalah naik turunnya air laut di suatu tempat akibat adanya gaya tarik benda-benda di langit. Pada pengukuran pasut ini digunakan papan pasut untuk menilai ketinggian air yang kita amati setiap jamnya. Pengamatan dilakukan tiap 1 jam sekali dimulai dari jam 16.00-15.00 WITA dihari berikutnya. Pada pengukuran awal air laut berada pada ketinggian 130 cm dari tempat pasang surutnya. Kemudian disetiap jamnya pasang dengan ketinggian yang bervariasi, dan pasangnya air laut disetiap jamnya tidaklah langsung naik dengan ketinggian yang drastis, namun dengan ketinggian yang teratur. Puncak kenaikan arus pasang yaitu pada pukul 23.00 WITA dengan ketinggian mencapai 211 cm. Pasang ini terjadi sebanyak 2 kali, yaitu pada pukul 12.00 WITA dihari berikutnya dengan ketinggian mencapai 145 cm. Namun pada pukul 06.00 WITA air kembali surut dengan ketinggian mencapai 48 cm, namun besarnya air yang surut tidak berada pada ketinggian yang terlalu jauh dari ketinggian dijam sebelumnya. Jika dilihat dari keadaan pasang surut tersebut, dapat digolongkan pasang surut ini pada tipe pasang surut berganda. Hal ini dikarenakan dalam waktu terjadi dua kali pasang dan satu kali surut dengan ketinggian yang hampir sama dan pasang surut terjadi secara berurutan dan secara teratur.
Selain pengukuran pasut tersebut dilakukan juga pengukuran terhadap parameter fisika dan kimia air laut, yang meliputi pengukuran suhu, kecepatan arus, kecerahan, kedalaman, pH dan salinitas air laut.
Pada perairan Pantai Ela-Ela Sekotong ini, diperoleh hasil pengukuran suhu yang bervariasi dari tiap-tiap stasiun. Pengukuran suhu yang dilakukan ini yaitu dengan menggunakan termometer. Suhu pada tiap-tiap stasiun diperoleh tidak terdapat perbedaan yang terlalu jauh yaitu berkisar antara 28-30°C, Perbedaan itu kemungkinan dikarenakan adanya perbedaan kondisi awan pada saat itu, sinar matahari yang memancar pada setiap stasiun memberikan pancaran yang berbeda-beda, dan adanya perbedaan hembusan angin pada setiap stasiun, serta waktu pengukuran suhu yang berbeda.
Dari data pengamatan arus dapat dilihat bahwa besarnya kecepatan arus pada setiap stasiun berbeda-beda. Hal ini dapat disebabkan oleh ada atau tidak adanya angin serta pasang surut pada perairan tersebut.  Kecepatan arus tertinggi terjadi pada stasiun VI. Kemudian diukur pula kecerahannya. Kecerahan sangat berkaitan dengan kedalaman, karena semakin dalam suatu perairan maka kecerahan semakin rendah. Dari hasil data pengamatan diperoleh kecerahan dari setiap titik stasiun berbeda-beda, ini dikarenakan saat pengukuran kecerahan terjadi perbedaan waktu pengamatan. Saat intensitas matahari tinggi maka kecerahannya tinggi, sebaliknya jika intensitas cahaya matahari rendah maka kecerahannya akan rendah pula. Pada kedalaman suatu perairan, pengukuran kedalaman tertinggi terjadi pada stasiun VIII dengan kedalaman 31,2 m. Karena secara teori, semakin jauh suatu titik stasiun maka semakin dalam pula kedalaman suatu perairan.
Pada beberapa stasiun pengamatan pH dari air laut adalah normal, dan dibeberapa stasiun lainnya menunjukkan air laut tersebut bersifat basa , karena pHnya lebih dari 7. Menurut Kholis (2010), mengemukakan bahwa Nilai pH yang terlalu tinggi menyebabkan konsentrasi CO2 rendah, sehingga proses fotosintesis terganggu, sedangkan nilai pH yang terlalu rendah maka dapat menyebabkan organisme mati lemas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa pH yang diperoleh termasuk dalam pH yang optimal untuk pertumbuhan plankton maupun biota laut lainnya. Kemudian pengukuran salinitas, dari data pengamatan diperoleh masing-masing pengukuran salinitas ditiap titik stasiun tidak terdapat perbedaan yang signifikan yaitu berkisar antara 36-38 ppt. Perbedaan salinitas ini dapat dipengaruhi karena adanya perbedaan kandungan unsur dalam air laut itu sendiri, penguapan, serta curah hujan. Jika penguapannya tinggi, maka kadar garamnya tinggi pula.
Dilihat dari kualitas air berdasarkan parameter fisika dan parameter kimia, bahwa perairan Sekotong tersebut dapat digunakan untuk budidaya biota-biota laut, baik itu tumbuh-tumbuhan maupun hewan laut. Seperti yang ada diperairan Sekotong, rumput laut dapat tumbuh dan berkembang dengan subur dan banyak. Habitatnya diperairang dangkal, karena membutuhkan sinar matahari yang cukup untuk fotosintesis. Dan biota-biota lainnya yang berkembang baik pada perairan tersebut yaitu bintang laut, landak laut, bulu babi, dan bethos lainnya.
Pada perairan laut jumlah plankton yang ditemukan sebanyak 133 jenis plankton, yang terdiri dari Anabaena sp., Gyrosigma sp., Ceratium, Chaetoceros sp., Navicula sp., Spirulina sp., Holosphaera viridic, Dinophysis sp., Biddulphia sp., dan Triceratium sp. Namun jenis plankton yang paling banyak ditemukan dari semua stasiun yaitu Anabaena sp. dan Spirulina sp. Anabaena sp. merupakan Genus Cyanobacteria berfilamen yang ada sebagai plankton. Hal ini dikenal dengan kemampuan memperbaikinya nitrogen, dan mereka membentuk hubungan simbiosis dengan tanaman tertentu, seperti nyamuk pakis. Mereka adalah salah satu dari empat Genus Cyanobacteria yang menghasilkan neurotoksin, yang berbahaya bagi satwa liar lokal, serta hewan ternak dan hewan peliharaan. Sedangkan Spirulina sp. bentuk tubuhnya yang menyerupai benang yang merupakan rangkaian sel yang berbentuk silindris dengan dinding sel yang tipis, berdiameter 1-12 mikrometer. Filamen Spirulina sp. hidup berdiri sendiri dan dapat bergerak bebas. Spirulina,sp. mengandung pigmen biru yang umum disebut phycocyanin (pigmen yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan menghasilkan antikanker). Adapun klasifikasi dari Spirulina sp. yaitu Kingdom Protista, Divisi Cyanophyta, Class Cyanophyceae, Order Nostocales, Family Oscilatoriaceae, Genus Spirulina.





BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari hasil pengamatan pembahasan tersebut antara lain :
1.        Pasang surut terjadi merupaka tipe pasang surut berganda, karena terjadi dua kali pasang dan satu kali surut.
2.        Parameter fisika dan kimia sangat berpengaruh terhadap kepadatan plankton, baik dilihat dari suhu yang berkisar antara 25-30°C, pH 7-8, salinitas 28-36 ppt di perairan. Sehingga baik untuk pertumbuhan dan perkembangan plankton.
3.       Jenis plankton yang paling dominan dari setiap stasiun di perairan laut adalah Anabaena sp. dan Spirulina sp.
4.        Kecerahan suatu perairan berkaitan dengan kedalamnya, semakin dalam suatu perairan maka semakin rendah kedalamannya.
5.        Salinitas dipengaruhi adanya perbedaan kandungan unsur dalam air laut itu sendiri, penguapan, serta curah hujan.

5.2. Saran
Saat praktikum berlangsung, Asisten Praktikum dan Praktikan agar menyiapkan semua alat yang dibutuhkan dalam praktikum, sehingga praktikum berjalan sesuai rencana.






DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2011. Gelombang dan Arus. http://blogspot//org.inc. [20 Desember 2011].
Arinardi. 2000. Perairan Kawasan Timur Indonesia. Erlangga. Jakarta.
Bramwell M. 1987. Samudra. CV-Rosda. Bandung.
Djariyah. 1995. Pakan Ikan Alami. Kanisius. Yogyakarta.
Herawati. 1989. Diktat Limnologi. Brawijaya University Press. Malang.
Irianto A. 2005. Perairan Indonesia. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Mahyudin K. 2010. Agribisnis Patin. Penebar Swadaya. Jakarta.
Pariwono. 1989. Dasar Oseanografi. Djambatan. Jakarta.
Romimohtarto K. 2007. Biologi Laut. Penebar Djambatan. Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar