LAPORAN PRAKTIKUM
PLANTONOLOGI DAN TUMBUHAN AIR
Disusunoleh:
NAMA :MARJUKY
NIM :C1K
010 036
PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2011
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang.
Plankton
merupakan suatu organisme yang berukuran kecil yang hidupnya terombang-ambing
oleh arus diperairan bebas atau mikroorganisme yang hidup didalam perairan.
Pergerakan plankton dipengaruhi oleh arus, hidupnya melayang-layang dan gaya
geraknya sanagat kecil. Distribusi plankton cukup luas, mulai dari muara sungai
hingga samudra, mulai dari perairan tawar sampai asin, bahkan dari perairan
tropis hingga kutub. Mereka terdiri dari mahluk-mahluk yang hidupnya sebagai
hewan (zooplankton) dan sebagai tumbuhan (fitoplankton). Zooplankton adalah hewan
laut yang planktonik sedangkan fitoplankton adalah terdiri dari tumbuhan air
yang bebas melayang dan hanyut dalam perairan.
Dalam
mengidentifikasi suatu plankton diperairan kita harus teliti, seperti di sungai
karena arusnya yang deras dan tidak memungkinkan. Didaerah seperti itu terdapat
plankton yang berukuran kecil dan adapula yang berukuran besar, berbeda dengan
di laut yang kondisi perairannya yang memungkinkan untuk banyak tumbuhnya
palnkton. Untuk itu dilakukannya kegiatan praktikum ini untuk mengetahui
bentuk, ukuran dan fungsi plankton itu sendiri bagi perairan.
1.2
Tujuan
Praktikum.
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk
menambah pengetahuan kita tentang plankton serta bentuk, ukuran, dan fungsi
plankton itu sendiri bagi perairan dan biota-biota yang ada didalamnya.
2. Untuk
menambah keterampilan kita terutama dalam penentuan lokasi dan
pengidentifikasian sampel plankton.
BAB
II. TINJAUAN PUSTAKA
Peran terpenting
dari fitoplankton itu adalahpada kemampuannya untuk
melakukan fotosintesis, yakni suatu proses yang dapat menyadap energi surya dan
membentuk senyawa organik ini merupakan sumber energi yang diperlukan oleh
semua jasad hidup untuk berbagai kegitannya termasuk bergerak, bertumbuh dan
bereproduksi. Karena itu pula fitoplankton tumpuan bagi hampir semua kehidupan
diair, baik secara langsung maupun secara tidak langsung, melalui rantai pakan
(food chain) (Nontji, 2008).
Ukuran yang
kecil pada plankton itu memang sangat menguntungkan, sebagai adaptasinya pada
kehidupan melayang dalam air. Dengan ukuran kecil daya apungnya (buoyancy)
lebih tinggi dan juga proses faali (fisologi) antara individu sel dan
lingkungannya dapat terjadi lebih efisien lewat permukaan selnya (prapti,
20003).
Plankton adalah
mahkluk (tumbuhan atau hewan) yang hidup mengapung, mengambang, atau melayang
didalam air yang kemampuan renangnya yang terbatas hingga terbawa hangus olah
arus. Palnkton berbeda dengan nektos yang merupakan hewan yang aktif berenang
bebas dan tidak bergantung pada arus (Nanik, 2000).
Kecilnya ukuran
plankton bukan berarti mereka dalah organisme yang kurang penting. Dengan kata
lain, kelangsungan hidup ikan tergantung pada jumlah plankton yang ada. Ikan
merupakan makanan penting bagi manusia, secara langsung makanan yang kita
makan, juga tergantung pada mereka (Hutabarat, 1986).
Tumbuhan air ada
yang melekat pada dasar perairan dan ada yang muncul kepermukaan, berdaun
terapung, adapula yang terbenam di dalam air. Tumbuhan air ada yang terapung
bebas, hidup diperairan mengalir lembar axiolapinata,
ada juga yang melekat didasar perairan, tetapi mempunyai suatu rekam yang lebar
yang dapat mengakar pada dsar perairan yang dangkal atau berlumpur misalnya,
teratai, kangkung, dan eceng gondok (Anonim, 2008).
BAB
III METODELOGI PRAKTIKUM
3.1
Waktu
Dan Tempat Praktikum.
Praktikum ini di laksanakan pada hari Minggu tanggal
13 November 2011 di Sungai Ancar Kekalik Grisak, dan Praktikum lapangan pengambilan sampel plankton perairan laut bertempat
disekitar perairan Balai Budidaya Laut ( BBL) desa Ela-ela Kecamatan Sekotong
Kabupaten Lombok Barat Nusa Tenggra Barat.
Praktikum ini dilaksanakan pada hari Sabtu – Minggu,10-11 Desember 2011jam10.00-selesai. Dan dilanjutkan diLaboratorium Perikanan Fakultas Pertanian
Universitas Mataram Hari Senin Tanngal 14 November 2011 untuk pengamatan plankton air tawar kemudian Hari
Senin Tanngal 12 Desember 2011.
3.2 Alat Dan Bahan
Praktikum.
3.2.1
Alat-alat.
Adapun
alat-alat yang di gunakan dalam praktikum ini adalah :
1) Sechi
dish di gunakan untuk mengukur kecerahan air sungai.
2) Thermometer
suhu untuk mengukur suhu perairan.
3) Botol
DO untuk mengambil sample DO tanpa adanya gelembung udara
4) Pipet
tetes untuk mengambil sampel yang akan di gunakan.
5) Erlenmeyer
untuk menampung sample air.
6) Ember
unutk mengambil sampel plankton dalam 5 kali ulangan.
7) Kertas
label untuk memberi label/nama pada setiap sample.
8) Bola
untuk mengukr kecepatan arus.
9) Gelas
ukur sebagai media dalam mengukur sampel air.
10) Botol film untuk menyimpan sample plankton
11) pH paper untuk mengukur derajat keasaman(pH)
perairan.
12) Planktonet
untuk mengambil dan menyaring sample plankton.
3.2.2.
Bahan-bahan.
Adapun bahan yang di
gunakan dalm praktikum ini adalah :
1)
Air sungai sebagai sample.
2)
MnSO4 sebagai indikator
titrasi.
3)
Alkali azida sebagai
indikator tittrasi.
4)
H2SO4 pekat sebagai
indikator asam.
5)
Na2S2O3 sebagai
indikator titrasi.
3.3 Cara Kerja.
3.3.1
Pengukuran Parameter
Fisika Perairan.
A. Suhu
Perairan.
1.
Dicelupkan thermometer
ke dalam badan perairan.
2.
Ditunggu 2-5 menit
sambai menunjukan nilai yang stabil.
3.
Di baca suhu yang
tertera pada skala.
4.
Diingat! Pembacaan suhu
harus di lakuukan di dalam badan perairan dengan cara memegang tali
thermometer.
B. Warna
Perairan.
1. Diambil
sampel air sampel iar dan di saring dengan planktonet.
2. Dipindahkan
sample air yang tersaring ke dalam gelas
ukur atu wadah yang bening.
3. Diamati
warna air dan di tentukan warnanya, hasil merupakan warna air asli.
4. Di
amti warna badan air tanpa perlakuan, hasil merupakan warna air tampak.
C. Menentukan
aroma perairan.
1.
Diambil air, sampel air
menggunakan ember.
2.
Dicium sampel air dan
di tentukan aromanya.
D. Menentukan
kecerahan air.
1. Diturunkan
sechi dish sampai tidak tampak, di catat kedalamannya.
2. Diturunkan
sedikit lagi hingga tidak tampak, kemudian diangkat, secara perlahan, begitu
tampak, dicatat kedalamannya.
3. Rata-rata
dari kedaalaman mempunyai nilai kecerahan, dinnyatakan dalam satuan centimeter.
E. Pengukuran
arus.
1. Disiapkan
tali sepanjang 10 m sebagai jarak.
2. Dilepaskan
bola yang berisi pemberat.
3. Dicatat
waktu yang di peroleh setelah bola mencapai ujung tali.
F. Menentukan
Kedalaman Perairan.
1. Diturunkan
sechi dish sampai tidak tampak, di catat kedalamannya.
3.3.2
Parameter Kimia
Perairan.
A. Menentukan
nilai oksigen terlarut (DO).
1. Diambil
contoh air dengan botol BOD (jangan sampai terjadi gelembung udara), dan
ditutup kembali.
2. Ditambahkan
1ml MnSO4 dan 1 ml alkali azida, dengan ujung pipet tepat diatas permukaan
larutan.
3. Ditutup
segera dan di homogenkan (bolak-balik botol lebih kurang 20x, Dibiarkan
beberapa saaat hingga endapan coklat terbentuk sempurna).
4. Dibiarkan
gumpalan mengendap selama 5 menit sampai 10 menit.
5. Ditambahkan
1ml H2SO4 pekat, ditutup dan dihomogenkan
higga endapan larut sempurna.
6. Dimasukkan
ke dalam erlenmeyer 150 ml.
7. Dititrasi
dengan Na2S2O3 dengan indikator amilum sampai warna bitu tepat hilang.
8. Dihitung
DO dengan menggunakan rumus :
B. Menentukan
derajat keasaman (pH).
1. Dicelupkan
pH paper pada perairan selama 1 menit, kemudian dikocokkan warna pH paper
dengan kotak skala warna pH.
3.3.3
Parameter Biologi
Perairan.
A. Mengambil
sampel plankton.
1. Diambil
sampel air dari perairan menggunakan ember bervolume 5 liter.
2. Disaring
air sampel dengan planktonet.
3. Diulangi
prosedur 1-2 sebanyak 5 kali.
4. Dipindahkan
sampel air yang tersaring ke dalam botol film.
5. Ditambahkan
pengawet sampel plankton, yaitu lugol sebanyak satu tetes.
6. Ditutup
botol film dan diberi label sesuai lokasi dan waktu pengambilan sampel.
7. Diamati
jenis dan kelimpahan plankton di laboratorium dengan menggunakan mikroskop.
8. Jumlah
plankton satu liter dapat dihitung dengan rumus :
BAB
IV HASIL DAN PEMBAHASAN
1.1.
Hasil
Praktikum.
1.1.1.
Tabel kualitas air (KUA).
a.
Parameter Fisika.
Tabel 1. Parameter
Fisika Perairan Tawar.
NO.
|
Stasiun/
Klpk
|
Parameter Fisika
|
||||||
Suhu
|
Kcrhn
|
Kcptn arus
|
Aroma
|
Warna
|
Kdlmn
|
L. Debit
|
||
1.
|
II/4
|
27oC
|
45 cm
|
0.38 m/s
|
Bau
busuk
|
Coklat
kehitaman
|
45
cm
|
8.74 m3/s
|
Tabel 2. Parameter
Fisika Perairan Laut.
NO.
|
Stasiun/
Klpk
|
Parameter Fisika
|
||||||
Suhu
|
Kcrhn
|
Kcptn arus
|
Aroma
|
Warna
|
Kdlmn
|
L. Debit
|
||
1.
|
II/4
|
30oC
|
4,5 cm
|
m/s
|
Aroma
laut
|
Hijau kehitaman
|
cm
|
-
|
b.
Parameter Kimia.
Tabel 3. Parameter Kimia Perairan Tawar.
NO.
|
Stasiun/
Kelompok
|
Parameter
kimia
|
||
pH
|
DO
|
Salinitas
|
||
1.
|
II/4
|
7
|
12.9 ppm
|
-
|
Tabel 4. Parameter Kimia Perairan Laut.
NO
|
Stasiun/
Kelompok
|
Parameter
kimia
|
||
pH
|
DO
|
Salinitas
|
||
1.
|
II/4
|
7
|
-
|
35
ppt
|
c.
Parameter Biologi.
Tabel
5. Gambar Plankton Air Tawar
Klompok
|
Stasiun
|
Ulangan
|
Gambar
|
Nama Spesies
|
Warna
|
Jlh
|
I
II
III
IV
V
VI
|
I
II
III
|
1
2
3
1
1
1
2
3
1
2
1
2
3
|
Nitzhia
sigma
Naviculla
sp.
Dinophysis
sp.
Spirulina
sp.
Dinophysis
sp.
Spirulina
sp.
Biddulphia
sp.
Gyrosigma
sp.
Choeto
ceros
Buddhilphia
Prorocentrum
sp.
Dinophysis
sp.
Anabaena
sp.
Navicula
sp.
Navicula
sp.
Nitzhia
acicularis
Tintinnops
sp.
Biddhulphia
sp.
Tintinnopsis
sp.
Anabaena
sp.
Clhorella
sp.
Tintinnopsis
sp.
Gyrosigma
sp.
Orcillatoria
sp.
Gyrosigma
sp.
Gyrosigma
sp.
|
Putih transpran
Hitam
Merah
Hijau
Hijau
Hijau
Kemerahan
Merah
Merah kecokltn
Hijau
Hijau
Merah kecklatn
Putih transpran
transpran
putih transpran
putih transpran
|
1
1
1
3
2
8
1
1
1
1
1
1
1
1
8
1
2
4
2
13
1
4
16
16
1
11
2
|
Tabel 6. Gambar Plankton Air Laut
Klmpk
|
Stasiun
|
Bdng pndg
|
Gambar
|
Nama Spesies
|
Warna
|
Jml
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
|
KJA
|
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
|
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
Gyrosigma sp.
Gyrosigma sp.
Gyrosigma sp.
Anabaena
sp.
Ceratium
-
-
-
Anabaenasp.
Chaetoceros
sp.
Anabaena
sp.
Gyrosigma
sp.
Gyrosigma
sp.
Anabaena
sp.
Navicula
sp.
Spirulina sp.
Spirulina sp.
Holosphaera
viridic
Navicula sp.
Navicula
sp.
Spirulina sp.
Dinophysys
sp.
Spirulina
sp.
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
Chaetocheros sp.
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
-
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
Gyrosigma
Anabaena
sp.
Anabaena
sp.
Navicula
sp.
Biddulphia
sp.
Anabaena
sp.
Dinophysys sp.
Spirulina
sp.
Navicula
sp.
Spirulina
sp.
Triceratium sp.
Spirulina
sp.
Biddulphia
sp.
Anabaena
sp.
Ceratium sp.
Anabaena
sp.
Spirulina
sp.
|
Hijau bening
Merah keunguan
Krem ke kuningnn
Hitam pekat
Krem ke kuningnn
Hijau pekat, transpran
transpran
-
-
merah
merah
merah
transpran
merah
merah
Hitam
Transprn
Transprn
Transprn
Hitam
Hitam
Hitam
Transprn
Transprn
Hijau pekat
Hijau pekat
Hijau pekat
Merah
Transprn
Transprn
Transprn
Transprn
Transprn
Transprn
Hijau
Hijau kemerahan
Transprn
Transprn
Hijau kemerahan
Hitam
Hitam
Transparan
Transparan
Hijau kemerahan
Transparan
Hijau kemerahan
|
3
1
1
1
1
1
2
-
-
-
1
1
3
1
1
1
1
2
2
1
1
1
2
1
3
6
10
2
4
1
1
4
4
3
2
1
2
3
1
4
4
1
4
2
24
1
1
2
5
|
Tabel 7. Jenis Tumbuhan Air
No.
|
Kel.
|
Stasiun
|
Jenis Tumbuhan
Air
|
Jumlah
|
1
|
I
|
Sungai Ancar
|
Kangkung
|
1
|
2
|
II
|
Sungai Ancar
|
Kangkung
|
1
|
3
|
III
|
Kekalik Grisak
|
-
|
-
|
4
|
IV
|
Kekalik Grisak
|
-
|
-
|
5
|
V
|
Muara Skip
|
Kangkung
Kayu Apu
|
1
1
|
6
|
VI
|
Muara Skip
|
Kangkung
Kayu Apu
|
1
1
|
1.2. Analisis Data.
·
Perhitungan
Data Plankton
Untuk perhitungan plankton diambil sampel statiun II
yaitu sungai Kekalik Gerisak dengan hasil sebagai berikut:
Ulangan I
Lapangan pandangan ke 1 jumlah 4
2 jumlah 3
3 jumlah 2
4 jumlah 1
5 jumlah 1
Ulangan II
Lapang pandang ke 1 jumlah 2
2 jumlah 2
3 jumlah 1
4 jumlah 4
5 jumlah 1
Ulangan III
Lapang pandang ke 1 jumlah 1
2 jumlah 3
3 jumlah 2
4 jumlah 1
5 jumlah 1
Rumus:
Keterangan: N = Jumlah total plankton (individu/liter)
n = Jumlah rata-rata total individu pankton pada
setiap lapang pandang
B = Luas
satu lapang pandang (0,79 m)
A = luas gelas penutup (400 mm2)
C = Volume air tersaring (50 mL)
D = Volume air (0,05 mL)
t = Volume air yang disaring (25 L)
Penyelesaian :
Ulangan
I
Ulangan
II
Ulangan
III
Ulangan
I
Ulangan
II
Ulangan
III
Jadi,
1.3.
Pembahasan.
Plankton adalah
organisme yang hidup malayang diperairan. Kepadatan plankton dipengaruhi oleh
suatu lingkungan dan suhu yang sangat mendukung sehingga mempengaruhi tumbuh
kembangnya plankton.
Dalam praktikum ini
diambil sampel dari tiga stasiun yaitu sungai ancar depan fakultas ekonomi,
sungai ancar gerisak, dan muara skip ampenan mataram NTB. Dari ketiga stasiun
tersebut didapatkan hasil yang berbeda-beda, tetapi hanya beberapa yang sama.
Pada praktikum ini dapat kita ketahui tentang cara pengambilan sampel plankton
dan cara mengidentifikasinya. Setelah diambil sampelnya dengan menggunakan
ember berukuran 5 liter dan dilakukan selama 5 kali pengulangan kemudian di
taruh dalam botol film dan ditambahkan lugol (pengawet) agar warna asli dan
ciri khas dari plankton tersebut tidak hilang dan diisolasi. Setelah itu baru
diidentifikasi dilaboratorium dengan menggunakan mikroskop yang sebelumnya
diambil sampel plankton dengan menggunakan pipet tetes sebanyak satu tetes pada
gelas benda kemudian ditutup dengan gelas penutup dan diperhatikan jangan
sampai menimbulkan gelembung udara karena akan menimbulkan hasil akhir dari
pengamatan tersebut. Pengamatan dilakukan dengan 3 kali pengulangan dengan 5
lapang pandangmak akan terlihat hasil/plankton yang berbeda-beda. Misalnya dari
percobaan kemarin diambil satu tetes sampel, pada lapang pandang satu ditemukan
Nitzhia sigma dan pada lapang pandang
kedua ditemukan Navicula sp. begitu
seterusnya tetapi adapula diantaranya yang sama artinya tidak semua dari hasil
pengamatan ini ada yang sama.
Pada
pengamatan dua stasiun lainnya juga seperti itu, yakni terdapat plankton yang
sama tetapi hanya sedikit dari sejumlah plankton yang diamati ditemukan
berbeda. Begitu pula dengan tumbuhan airnya, pada stasiun I ditemukan kangkung
(Ipomoea aqutica), pada stasiun II
tidak ditemukan karena kondisi lingkungan disekitar yang bertumpukan sampah
tidak memungkinkan adanya tumbuhan air, dan pada stasiun III ditemukan kankung
(Ipmoea aquatica) dan kayu apu (Pistia sp.).Kangkung
termasuk jenis tanaman yang mudah ditemukan. Kangkung merupakan tanaman
komersial yang bersifat menjalar. Tanaman ini berbatang kecil, bulat panjang
serta berlubang didalamnya seperti pipa. Kangkung memiliki nilai ekonomis
tinggi karena dapat dikonsumsi. Kangkung juga banyak mengandung vitamin A dan
C, mineral, terutama zat besi (F), sangat baik untuk pertumbuhan tulang dan
gigi.
Setelah diamati dari
semua stasiun/kelompok dapat diketahui bahwa plankton yang banyak ditemui
adalah Gyrosigma sp.,
Sedangkan plankton yang jarang ditemukan adalah Nithzia acicularis, ini berarti bahwa, plankton yang hidup pada
perairan seperti ini atau dengan kata lain kondisi perairan yang tercemar
banyak didominasi oleh plankton yang mampu bertahan hidup dengan kondisi
perairan seperti itu, sehingga dapat terus hidup dan berkembang biak diperairan
tersebut. Dengan kondisi perairan seperti tiu kecil kemungkinan untuk dapat
dijadikan sebagai tempat budidaya bahkan bisa dikatakan sama sekali tidak dapat
dijadikan tempat budidaya (tidak layak) dijadikan tempat budidaya karena
perairan didominasi oleh sampah dan limbah rumah tangga.
Secara umum kualitas air juga
kandungan bahan terlarut didalamnya. Tingkat kandungan dari bahan tersebut akan
menentukan kelayakannya. Setiap mahkluk hidup memerlukan kandungan bahan
terlarut yang berbeda, sehingga kualitas airpun bersifat relatif bagi mahkluk
hidup ke mahkluk hidup yang lain. Namun tidak semua bahan terlarut dalam air
berbahaya bagi kehidupan biota perairan, beberapa diantaranya justru sangat
diperlukan. Bahan-bahan tersebut adalah oksigen (O2) untuk tumbuhan
air karbondioksida (CO2) diperlukan kehadirannya.
Tidak beda dengan teknik yang dilakukan di perairan
tawar dengan pengambilan sampel plankton,
pada perairan laut juga menggunakan planktonnet. Dengan pembagian stasiun yang
telah ditentukan juga. Pada perairan laut jumlah plankton yang ditemukan sebanyak
133 jenis plankton. Jenis plankton yang paling banyak ditemukan di setiap
stasiun yaitu Anabaena sp. dan Spirulina sp.
Jumlah
plankton dalam suatu perairan dipengaruhi juga dengan parameter fisika dan
kimia. Parameter fisika meliputi suhu, kecerahan, bau,
warna, dan kedalaman.
Kecerahan air merupakan bentuk pencerminan daya tembus atau intensitas cahaya
matahari yang masuk ke dalam perairan. Indikator plankton dalam jumlah banyak
disuatu perairan melalui kecerahan dan warna air. Biasanya perairan yang tampak berwarna hijau,
mengandung jumlah plankton yang banyak.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari hasil pembahasan dan
pengamatan yang dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan antara lain
:
1.
Parameter fisika dan kimia sangat berpengaruh terhadap
kepadatan plankton, baik dilihat dari suhu, kecerahan, warna, kedalaman, pH,
salinitas, serta DO suatu perairan.
2.
Jenis plankton yang paling dominan dari setiap stasiun di
perairan tawar adalah Tintinnopsis sp. dan
Gyrosigma sp. dan di perairan laut adalah Anabaena sp. dan Spirulina sp.
3.
Perairan yang tampaknya berwarna hijau, biasanya
mengandung jumlah plankton yang banyak.
5.2
Saran
Dalam
praktikum hendaknya praktikan lebih memperhatikan arahan atau petunjuk dari
asisten sehingga praktikum akan lebih lancar. Sebelum melakukan praktikum,
segala sesuatu yang berhubungan dengan praktikum telah disiapkan. Baik
alat-alat yang akan digunakan pada praktikum maupun bahan atau sampel yang akan
dijadikan objek praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
Hutabarat,
1986. Plankton Air Laut. http://id.Klasifikasi Plankton.html. Diakses tanggal
23 November 2011.
Nontji,
2008. Plankton Laut. Penebar Swadaya. Jakarta.
Prapti,
2003. Jurnal penelitian plankton air laut. http://id.
Plankton.html. Diakses tanggal 24 November
2011.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar