LAPORAN PRAKTIKUM
BIOLOGI LAUT
Oleh :
MARJUKY
C1K010036
PROGRAM STUDY BUDIDAYA PERAIRAN
FAKULTAS
PERTANIAN
UNIVERSITAS
MATARAM
2011
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar
Belakang
Biota laut
hampir menghuni sebagian laut mulai dari pantai, permukaan laut sampai ke dasar
laut serta di sekitar muara sungai. Berbagai jenis dari biota laut ini
bermacam-macam mulai dari golongan tumbuhan ataupun hewan terbagi lagi dalam
beribu-ribu spesies. Pengetahuan atas masing-masing spesies perlu dikuasai
untuk dapat mempermudah dalam pengidentifikasian. Selain pengetahuan akan
berbagai biota, disamping itu juga perlu pemahaman akan dunia dan pola
perkembangan dari biota-biota laut.
Dari
masing-masing spesies mempunyai karakteristik dan kebutuhan lingkungan yang
berbeda. Banyak potensi yang diperoleh dari pemanfaatan berbagai biota laut,
hal ini dapat memberikan dampak positif dalam menyambung devisa Negara karena
memiliki nilai ekonomis yang tinggi, diantaranya lobster, kerang mutiara,
rajungan dan laing sebagainya oleh karena itu perlu dilakukan praktikum ini guna memanfaatkan sumberdaya perikanan yg berkelanjutan.
1.2.Tujuan
Adapun
tujuan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Untuk
mengetahui cara pengambilan sampel biota laut menggunakan transek
2.
Untuk
mengetahui cara mengawetkan biota laut
3.
Untuk
mengetahui cara mgnidentifikasi biota laut.
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
Biota laut merupakan ilmu
pengetahuan yang memperlajari tentang kehidupan biota laut. Perairan pantai
dibedakan menjadi pantai berbatu yaitu pantai yang tersusun atas bahan yang
deras dan merupakan daerah yang paling padat keragaman hayati. Pantai berpsir,
tersusun atas factor fisik yang sama dengan pantai berbatu tetapi terdapat
kepentingan relative antar factor tersebut dalam menyusun komunitas dan pengaruhnya
terhadap substrat. Kebanyakan orgtanisme beradaptasi dengan mengubur diri dalam
substrat. Pantai berlumpur yaitu pantai mengandung banyak sedmen, dan
kebanyakan pantai berlumpur berasosiasi dengan estuaria (Yuniarti, 2007)
Tumbuhan air laut merupakan
produsen yang sesungguhnya artinya biota ini mampu membuat zat-zat organic yang
sederhana dan terlarut dalam air. Tanpa tumbuhan laut sebagai penghasil makanan
primer tentu perkembangan hewan laut tidak mungkin berjalan baik (Anonim,
2010).
Hewan-hewan sperti misalnya
ikan, alga, maupun invertebrate membutuhkan zat-zat gizi tertentu untuk
melangsungkan kehidupannya. Zat-zat gizi tersebut digunakan untuk kehidupannya,
digunakan untuk menghasilkan tenaga, mengganti sel yang rusak juga untuk
tumbuh. Adapun zat-zat gizi tesebut meliputi protein, lemak, vitamin, mineral,
dan air (Eko, 2004).
Echinodermata adalah
binatang berkulit dan yang hidup diwilayah laut dengan jumlah lengan lima buah
simetris radial. Beberapa tubuh Echinodermata sudah berkembang biak, misalnya
teripang atau timun alut, buku babi, bintang mengular, dolar pasir, bintang
laut, lilia laut. Hewan Echinodermata adalah komponen komunitas bentik di lamun
yang lebih menarik dan lebih memiliki nilai ekonomi (anonim, 2010).
Kelas gastropoda desebut
hewan berkaki perut, kebanyakan hidup di laut dari molusca. Mempunyai kapala,
mata, dan umumnya mempuynyai radula. Pernapasan menggunakan insang, paru-paru
atau keduanya. Contoh dari kelas gastropoda adalah siput. Kelas Crustacea,
anggotanya, termasuk udang rebon, kepiting dan sebagainya. Kelas Echinodermata
semua dari hewan ini ada di laut memiliki bentuk tubuh simetri radial yang
dilengkapi dengan tonjolan-tonjolan berduri, merupakan hewan pemakan deritrus
(Setyowati, 2006).
BAB
III
METODE
PRAKTIKUM
3.1.Waktu
dan tempat praktikum
Praktikum
ini dilaksanakan pada hari minggu tanggal 21 November 2010, bertempat di pantai
Balai Budidaya Laut (BBL) Sekotong Kabupaten Lombok Barat dan pada hari senin
tanggal 22 November 2010 bertempat di Laboratorium Budidaya Perairan Fakultas
Pertanian Universitas Mataram.
3.2.Alat
dan Bahan
3.2.1.
Alat-alat
Adapun
alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Patok
dan tali rapia berfungsi untuk membuat transek sebagai lokasi pengambilan
sampel
2.
Plastic
dan karet untuk media sampel biota laut
3.
Penyaring
atau skopnet untuk penyaring biota laut
4.
Planktonet
untuk penyaring plankton
5.
Ember
untuk mengambil sampel plankton dan biota laut.
3.2.2.
Baha-bahan
Adapun
bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah sebagai berikut :
1.
Formalin
5%
2.
Kertas
label
3.
Sampel
biota
4.
Buku
identifikasi
3.3.Prosedur
Kerja
3.3.1.
Pengamatan
biota laut dengan transek
Adapun
prosedur karja yang dilakukan pada saat praktikum sebagai berikut :
1.
Praktikan
dibagi menjadi 8 kelompok atau 8 stasiun, tiap kelompok mengamati biota transek
berukuran 1 x 1 meter.
2.
Zona
pengamatan lapangan dibagi 8 stasiun jarak antara stasiun 100 meter dengan tiga
kali pengulangan.
3.
Transek
dibentuk empat persegi dengan ukuran 1 x 1 meter dengan membentuk tiga kali
pengulangan dimulai dari pinggir ke tengah.
4.
Diambil
semua jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat dalam transek yang telah dibentuk.
5.
Dicatat
semua jenis tumbuhan dan hewan yang terdapat dalam transek yang telah
terbentuk.
6.
Diawetkan
semua biota yang diperoleh dengan formalin 5%.
3.3.2.
Prosedur
Kerja Pengawetan Biota Laut.
Adapun
prosedur kerja pengawetan sampel adalah sebagai berikut :
1.
Sampel
biota laut yang telah dimasukkan ke dalam plastic diberikan formalin 5%
secukupnya.
2.
Kemudian
disiapkan untuk dibawa ke laboratorium.
3.3.3.
Prosedur
kerja pengamatan atau identifikasi biota laut di laboratorium
Adapun
prosedur karja identifikasi di laboratorium adalah sebagai berikut :
1.
Semua
sampel biota laut yang diperoleh dari lokasi pengamatan dibawa ke laboratorium
2.
Diamati
bentuk, dan morfologi biota laut tersebut satu persatu.
3.
Disesuaikan
atau diidentifikasi biota tersebut dengan berpedoman buku identifikasi.
4.
Dicatat
hasil identifikasi tersebut pada lembar hasil identifikasi.
BAB
IV
HASIL
DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil
Pengamatan
Table 1. Tabulasi Data Biota Benthik
Klmpk / Stasiun
|
Transek
|
Kelas
|
Nama Biota
|
Jmlh
|
|
Nama latin
|
Nama lokal
|
||||
I/2
II/3
|
1
2
3
1
2
3
|
Asteroid
Echinoidea
Gastropoda
Asteroidae
Gastropoda
Crustacea
Crustacea
Chlorophyceae
Holothurudea
Asteroida
Crustacea
Asteroidea
Asteroidea
Gastropoda
Crustacea
Bivalvia
Holo thuroidea
Bivalvia
Asteradea
Asteroidea
Gastropoda
Echinoidea
Crustacea
Holothuradea
|
Ophiothrix fragilis
Diadema setosum
Cypraea annulus
Anthopleura sp.
Uttorina scabra
Penaeus monodon
Thalamita crenata
Halimeda opunlia
Suchopus coliponias
Antheplura sp.
Penaeus monodon
Cphiothrix fragilis
Anthopleura sp.
Litorina scabra
Thalamita crenata
Anadara granosa
Stichopus calikornicus
Anadara granosa
Antehopleura sp.
Antehopeusa sp.
Conus sp.
Diadema setosum
Scyila serrata
Holothuraidea nabius
|
Bintang mengular
Bulu babi
Dakon
Bintang laut
Siput laut
Udang windu
Rajungan hijau
Alga hijau
Teripang
Bintang laut
Udang windu
Bintang mengular
Bintang laut
Siput laut
Rajangan hijau
Kerang dara
Teripang
Kerang dara
Bintang laut
Bintang laut
Conus
Bulu babi
Kepiting
Teripang lotong
|
2
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
1
2
6
3
1
1
1
2
9
5
1
8
2
|
II/3
III/5
IV/7
V/I
|
3
1
2
3
1
2
3
1
2
|
Gastropoda
Chaeto poda
Archiannelida
Asteroidea
Crustacea
Copepod
Copepoda
Clorophyceae
Asteroidea
Phodophyceae
Holothruidea
Gastropoda
Gastropoda
Asteroidea
Rhodophyceae
Rhodophyceae
Crustacea
Bivalvia
Bivalvia
Holothuroidea
Asteroidea
Crustacea
Gastropoda
Gastropoda
Holothoroidea
Gastropoda
Archiannelida
|
Trochas nilaticus
Eunice fucata
Polygcrdius appendiculatos
Ophiotrix fragilis
Panilirus sp.
Nauplius cycloipoida
Nauplius cycloipoida
Hlimeda makrolda
Antopleura sp.
Gracillaria sp.
Stichapus californicus
Acmaea sp.
Urosalpin cinera
Anthopleura sp.
Gracillia sp.
Rhodymenia palmetta
Penaeus monodon
Anadara antiquate
Annadara granosa
Stichopus califomicus
Ophiothrix fragilis
Portunus pelagis
Conus bardanus
Littorina scabra
Holoturia sp.
Cypraea annulus
Polygordius appendiculas
|
Kaliomang
Cacing palolo
Cacing laut
Bintang mengular
Lobster
Tempenyol
Tempenyol
Rumput laut
Bintang laut
Algae
Teripang
Teritip
Siput laut
Bintang laut
Algae
Rumput
laut
Larva udang
Kerang bulu
Kerang dara
Teripang
Bintang
mengular
Rajungan
Conus
Kaliomang
Teripang getah
Dacon
Cacing laut
|
2
1
8
1
3
4
5
1
1
1
1
1
1
1
1
1
3
2
1
1
1
1
1
2
1
6
1
|
VI/4
VII/8
VIII/6
|
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
|
Asteroidea
Crustacea
Bivalvia
Caetopoda
Rhodophyceae
Holothoroidea
Echinudea
Holothoraidea
Holothoroidea
Bivalvia
Crustacea
Gastropoda
Copepoda
Bivalvia
Gastropoda
Gastropoda
Gastropoda
Gastropoda
Echinoidea
Bivalvia
Gastropoda
Gastropoda
Gastropoda Cephalopoda
Gastropoda
Rludophyceat
Chaetopoda
Asteroidean
Gastropoda
Rhodophyceae
Asteroidea
Holothoroidea
|
Anthopleura sp.
_
Anadara granosa
Euneca fucata
Euceuma alvasezil
Holothuria nobilis
Diadema selosum
Stichpous ealiforniaus
Holotusia sp.
_
Seylla serrata
Conus sp.
Nauplus cyclopoid
Anadara granosa
Conus sp.
Crochus nilotias
_
Urosalpin einera
Diadema selosum
Anadara granosa
Lambis clocata
Conus sp.
Cypraea annulus
Argonanta
Urosalpin enera
Gracillaria sp.
Eunice fucata
Anthopleura sp.
Urosalpin cinera
Gracillaria sp.
Anthopleura sp.
Holothorea sp.
|
Bintang laut
Larva udang
Karang darah
Cacing patok
Rumput laut
Teripang lotong
Bulu babi
Teripang
Teripang getah
Kerang kapak
Rajungan
Conus
Tempenyol
Kerang dara
Konus
Siput laut
Kerang mahkota
Siput laut
Bulu babi
Kerang dara
Kerang kepala kambing
Konus
Dakon
_
Sifut laut
Alga
Cacing palolo
Bintang laut putih
Sifup laut
Alga laut
Bintang laut
Teripang getah
|
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
4
1
1
1
1
1
3
1
1
4
1
7
1
2
6
1
1
2
1
|
Jumlah
|
163
|
Table 2. Tabulasi Data Perkelas
No
|
Kelas
|
Spesies
|
Jumlah
|
1
|
Asteroidea
|
Ophiothrix fragilis
Anthopleura sp.
|
5
28
|
2
|
Gastropoda
|
Cyprae annulus
Littonna scabra
Conus sp.
Urosalpin einera
Kerang mahkota
Lambis crocota
Tronchus niloticus
|
11
9
9
10
1
1
3
|
3
|
Echinoidea
|
Diadema setosum
|
4
|
4
|
Crustacean
|
Penaecius monodon
Thalaniita creanata
Scylla serranata
Panulirus sp.
Portunus pelagis
Larva udang tingkat x
|
5
4
9
3
1
1
|
5
|
Chlorophyceae
|
Halimeda opuntia
Halimeda makrolaba
|
1
1
|
6
|
Bivalvia
|
Anadara granosa
Anadara antiguata
Kerang kapak
|
11
2
1
|
7
|
Holothoroiden
|
Stichopus califonius
Holothoroiden nabilis
|
6
3
|
8
|
Copepod
|
Nauplius cyploid
|
10
|
9
|
Rhodophyceae
|
Gracillia sp.
Rhodymenia palmetto
Eucheuma alvarezii
|
4
1
1
|
10
|
Archimelida
|
Polygardius appendicular
|
9
|
11
|
Chaetopoda
|
Eunicafucata
|
4
|
12
|
Chepalopoda
|
Argonanta
|
1
|
Total
|
163
|
Tabel 3. Sepsies Dominan
No
|
Kelompok
|
Jenis spesies dominan
|
||||
Anthopleura sp.
|
Anadara granosa
|
Nauplius sp.
|
Cuprae annalus
|
Urosalpineine
|
||
1
2
3
4
5
6
7
8
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
|
6
11
1
1
1
0
0
8
|
0
2
0
1
1
0
7
0
|
0
0
9
0
0
0
1
0
|
1
0
0
0
6
0
4
0
|
0
0
0
1
0
0
1
8
|
TOTAL
|
28
|
11
|
10
|
11
|
10
|
Grafik jumlah spesies Dominan
|
Keterangan :
: Cyprae
annulus
: Urosalpin
cine
:
Anthopleura sp.
:
Naplius sp.
:
Anadara granosa
Table 4. Tabulasi Data Lamun
Kelompok
|
Nama spesies
|
Transek
|
Jumlah
|
I
II
III
IV
V
VI
VII
VIII
|
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
_
_
Enhalus acoroides
_
_
Enhalus acoroides
_
Enhalus acoroides
_
_
Enhalus acoroides
Enhalus acoroides
_
_
_
Enhalus acooides
Enhalus acoroides
|
1
2
3
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
1
2
3
|
22
29
31
40
1
_
_
1
_
_
2
_
1
_
_
33
28
_
_
_
1
1
|
Total
|
|
|
190
|
o
Analisis Data Kepadatan Benthos Kelompok
5
Dik : ni = 16 individu
A = 1 m2 x 3 transek = 3 m2
Dit : Di ?
Jawab : Di =
=
=
5,3 individu / m2
o
Analisis data keanekaragaman Benthos
kelompok 5
H’
=
i=
1-n
=
H’ = - (10,06. (-1,22) +
(0,06.(-1,22) + (0,06.(-1,22)+ (0,125)(-0,90) + (0,06.(-1,22) + (0,37(-0,43) +
(0,06.(-1,22) + (0,06.(-1,22) + (0,06.(-1,22) + (0,06.(-1,22).
H’ = 0,847.
Kategori nilai indeks keragaman
Benthos 0 < H’< 2,302 = indeks keragaman rendah
2,302 < H’ > 6,907 = indeks
keragaman sedang
H’ > 6,907 = indeks keragaman
tinggi.
Berarti kategori keragaman Benthos
untuk kelompok V 0 < 0,84 < 2,302 = keragaman rendah.
Analisis data persentasi spesies Dominan terhadap total
spesies yang ditemukan.
1. Anthopleura
sp.
Dik : ni = 28
N = 163
Dit : Di ?
Jawab : Di = x 100%
=
x 100%
=
0,17%
2.
Cyprae
annulus
Dik : ni = 11
N = 163
Dit : Di ?
Jawab : Di = x 100%
=
x 100%
= 0,067 %
3.
Anadara
granosa
Dik : ni = 11
N = 163
DIT
: Di ?
Jawab
= Di= x 100%
=
x 100%
= 0,067%
4.
Nauplius sp.
Dik
: ni = 10
N
= 163
Dit
: Di ?
Jawab
: Di = x 100%
=
x 100%
=
0,061%
5.
Urosalpin cinera
Dik
: ni = 10
N
= 163
Dit
: Di ?
Jawab
: Di = x 100%
=
x 100%
=
0,061%
Analisis kepadatan lamun
Dik : ni = 190 individu
A = 3 stasiun x 1m2 x 8
kelompok = 24 m2
Dit = Di ?
Jawab = Di =
=
= 7,92 ind/m2
4.2.Pembahasan
Praktikum
yang dilakukan di pantai Balai Budidaya Laut Sekotong Lombok Barat terhadap
biota laut dengan menggunakan alat patok dan rapia yang kemudian dibentuk
menjadi pembatas pengamatan sampel biota laut yang biasa disebut transek.
Transek tersbut berukuaran 1 x 1 meter berbentuk persegi pengamatan dilakukan
pada daerah berbeda atau pada transek yang berbeda dengan tiga kali pengulangan
dengan kata lain yakni tiga kali pembuatan transek pada posisi yang berbeda.
Berdasarkan
pada hasil pengamatan yang telah dilakukan terhadap biota laut pada
masing-masing stasiun (ada 8 kelompok atau 8 stasiun) diperoleh biota laut
untuk golongan tumbuhan yaitu lamun dengan total jumlah 190 individu dengan
rata-rata 7,92 individu /m2 dengan spesies yang berbeda. Dari total
jumlah yang diperoleh dapat disimpulkan bahwa jenis tumbuhan yang paling
dominan ditemukan adalah yang termasuk spesies Enhalus acoroides dengan total jumlah 190 individu dengan rata-rata
7,92 individu/m2. Hal ini diduga bahwa temapt pengamatan biota laut
merupakan habitat dari lamun sehingga populasi lamun lebih banyak dibandingkan
dengan tumbuhan lainnya. Sedangkan jenis tumbuhan lainnya adalah alga hijau dan
rumput laut, namun jenis tersebut adalah jenis spesies yang paling sedikit
ditemukan pada lokasi pengamatan. Hal itu diduga bahwa komunitas tumbuhan ini
bukan habitat asli seperti lokasi yang dilakukan pengamatan atau bia saja
hanyut terbawa arus laut karena terumbu karangnya suda punah karena itu
populasinya lebih sedikit ditemukan dan hampir tidak ada dibandingkan dengan
lamun.
Kemudian
hasil pengamatan yang diperoeh berdasarkan hasil pengamatan dari lokasi
pengamatan terhadap golongan hewan yang paling dominan ditemukan adalah Bintang
laut (Anthopleura sp.) dengan persentasi 0,17 atau 17,17 %
dari jumlah totalnya. Hal ini terjdi diduga dari jumlah yang diperoleh karena
habitat bintang laut adalah pada daerah dangkal dan berpasir yaitu daerah
pasang surut atau daerah pantai. Oleh karena itu bintang laut lebih mendominasi
daripada hota laut lainnya. Sementara Cypraea
annulus ditemukan sebanyak 6,75%, begitu juga dengan Anadara granosa
(Kerang dara) sama dengan Cypraea annulus
(Dacon) yaitu 6,75 %. Sedangkan Nauplius sp.
(Tempenyol) diperoleh sebanyak 6,13%, besar di antara Dacon dengan Tempenyol
populasi sejajar atau sama pada tempat pengamatan. Namun ada ditemukan salah
satu spesies yang ditemukan pada stasiun I Trayek III yang sampai saat ini
belum dapat ditemukan namanya karena keterbatasan literatur yang tersedia di
laboratorium. Akan tetapi menurut saya itu adalah biota itu termasuk kelas
Gastropoda yaitu hewan yang berjalan dengan perut. Begitu juga halnya dengan
biota tersebut, ia berjalan dengan perut itu terlihat dibagian perutnya ada
bekas yang tampak dan memang benar biota tersebut berjalan di substrat. Dan
indeks keragamannya rendah dikatakan rendah karena kurang dari 2,302 yaitu
diperoleh 0,84 berarti kategori indeks keragaman yang rendah.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dari pembahasan di atas adalah sebagai berikut :
1.
Pengambilan sampel biota laut dengan
transek dengan ukuran 1 x 1 meter dengan tiga kali pengulangan.
2.
Sampel biota laut diawetkan dengan
formalin 5%
3.
Jumlah total biota laut dari 8 stasiun
sebanyak 163 individu
4.
Sampel biota laut diidentifikasi yang
berpedoman pada buku panduan identifikasi.
5.
Jenis biota laut dari golongan tumbuhan
mendominasi adalah lamun (Enhalus
acoroides) sebesar 7,92 ind/m2
6.
Jenis hewan yang mendominasi adalah
bintang laut (Anthopleura sp.) adalah 17,17%.
5.2. Saran
Adapun
saran yang saya berikan adalah :
1.
Sebaiknya perlu ditambahkan literatur laboratorium
yaitu buku pedoman identifikasi
2.
Sebaiknya setiap praktikan ditekankan
untuk ikat melakukan pengamatan dilokasi pengamatan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
2010. Molusca. http://hobiikan.blogspot.com/2009/04//.
Diakses tanggal 24 November 2010, pukul 14.00.
Anonim.
2010. Echinodermata.
http:id//wikipediaorg/wiki/istimewa:pencarian. html. Diakses tanggal 24
November 2010, pukul 14.25.
Eko,
Budi., 2004. Akuarium laut. Kanisius.
Yogyakarta.
Setyowati.
dkk., 2006. Panduan praktikum avertebrata
air. Universitas Mataram. Mataram.
Yuniarti,
S., dkk. 2007. Panduan Praktikum Biologi
Laut. Universitas Mataram. Mataram.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar